Secara khusus cerpen dapat dicirikan sebagai sebuah karangan yang memiliki efek tunggal dan fokus pada sebuah konflik. Dalam membuat cerpen yang menarik atau cerita pendek biasanya berbentuk narasi atau sering disebut sebagai cerpen narasi. Secara sederhana definisi dari narasi adalah sebuah karangan yang menceritakan sejelas-jelasnya gambaran dari suatu peristiwa atau konflik.
Oleh karena itu dalam membuat karangan narasi sering kita temukan pada cerpen, novel, dan karangan fiksi lainnya. Namun, bukan berarti karangan narasi tidak bisa kita temukan pada karangan non-fiksi. Karangan nonfiksi seperti memoar, kisah inspiratif, dan sejenisnya juga memakai karangan narasi. Ada tiga hal yang membangun sebuah karangan narasi, yaitu sebagai berikut.
Berupa cerita atau kisah seperti contoh cerpen Cerita Sedih Cinta
Unsur pelaku sangat menonjol
Susunan yang sistematis
Jadi, cerpen narasi adalah suatu istilah yang timbul kemudian yang menggambarkan bahwa karangan tersebut adalah menceritakan tentang kisah fiktif yang fokus pada satu konflik dan tidak terlalu panjang.
Fungsi karangan narasi sangat penting dalam sebuah cerpen. Tanpa karangan ini cerpen akan terasa garing dan sepi. Karangan narasi membuat kita mampu merasakan kisah dalam sebuah tulisan. Karangan narasi juga memberikan nilai estetika, sehingga tulisan kita terlihat lebih semarak. Narasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Narasi ekspositorik (narasi teknis)
Narasi ekspositorik adalah sebuah narasi yang tersusun atas fakta dan data-data yang sebenarnya. Disusun dengan gaya bahasa yang logis berdasarkan fakta, tidak memasukkan unsur sugesti di dalamnya dan harus objektif. Tokoh yang ditonjolkan biasanya hanya satu orang. Narasi jenis ini biasanya banyak ditemukan pada tulisan nonfiksi, seperti autobiografi, kisah inspiratif, dan sebagainya.
2. Narasi sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang mengandung nilai sugesti atau nilai terselubung yang disisipkan dalam karangan tersebut. Di sini pengarang mencoba menyampaikan pesan-pesan melalui kisah-kisah indah yang dirangkaikan lewat kata-kata. Biasanya kita temukan pada cerita-cerita fiksi, seperti cerpen narasi, novel, novelet, dan sejenisnya.
Setiap penulis memiliki cara-cara tersendiri dalam membuat sebuah cerpen narasi. Kadang ada yang memulai dari satu tokoh, ada juga yang menyusun ending terlebih dahulu baru menyusun konflik dan sebagainya. Semua itu sah-sah saja, tergantung di mana kita merasa enjoy untuk memulai menulis. Namun, secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Menentukan sebuah tema yang menarik dan unik.
Terlebih dahulu tentukan tema apa yang akan diangkat menjadi sebuah cerpen narasi yang memikat. Temukan tema yang unik dari pengalaman pribadi atau orang lain. Bisa juga dari bacaan, tontonan, atau hal-hal lain yang mengusik imajinasi kita seperti contoh tema cerpen SYAIR HATI yang merupakan cepen cinta.
2. Tetapkan pembaca sasaran.
Hal ini bermanfaat nantinya untuk memfokuskan jalan cerita dan gaya bahasa yang dipakai dalam menulis sebuah cerpen narasi. Selain itu, juga bermanfaat untuk menentukan nilai sugestif apa yang mau diselipkan dalam cerita ini nantinya.
3. Tetapkan tokoh, perwatakan, latar, dan sudut pandang.
Empat hal ini nantinya akan berperan penting dalam menciptakan konflik dalam sebuah cerpen narasi. Semakin unik watak tokoh dan latar yang diciptakan maka konflik yang bisa dirancang akan semakin menarik.
4. Susun konflik dan alur cerita.
Konflik merupakan nyawa dalam sebuah cerpen narasi. Cerita tidak akan hidup tanpa konflik yang unik. Untuk itu, penyusunan konflik sangat mempengaruhi isi dan alur cerita.
5. Gambarkan peristiwa-peristiwa utama.
Peristiwa adalah penjabaran dari konflik dalam sebuah cerita. Tetapkan sebuah peristiwa utama yang akan terjadi dalam cerpen narasi tersebut.
Ini adalah langkah sistematis yang bisa ditempuh dalam menyusun sebuah cerpen narasi. Namun, untuk menulis yang diperlukan hanyalah tindakan memproduksi kata-kata. Bukan mengurutkan setiap langkah-langkah.
Jadi, segeralah menulis dari langkah manapun yang dianggap paling mudah. Abaikan urutan langkah di atas jika hal itu membuat kita semakin sulit untuk mulai menulis.
Berikut beberapa hal yang membuat sebuah cerpen menjadi menarik :
1. Penggunaan bahasa yang bening
Bahasa yang bening adalah bahasa yang digunakan secara efektif. Bahasa yang mampu mewakilkan realitas fiksi yang dibangun. Bahasa yang tidak bertele-tele dan mubazir. Bahasa yang pas, tak masalah pendek atau panjang, dibaca tetap enak dan bermakna.
2. Judul yang unik
Judul yang unik berkaitan dengan pemilihan kata. Judul bisa terdiri dari satu kata, bisa juga terdiri lebih dari empat kata. Tanda bahwa sebuah judul menarik adalah pembaca sudah su
ka padahal baru membaca judulnya saja.
3. Paragraf pembuka yang membuat penasaran
Paragraf pembuka mengawali sebuah cerpen setelah judul. Paragraf pembuka terdiri dari beberapa kalimat yang hendaknya ditulis dengan cermat. Cermat dalam memilih kata-kata yang membawa pembaca ingin melanjutkan lebih jauh lagi cerpen yang sedang dibacanya. Pembaca merasa penasaran.
4. Konflik yang menegangkan
Isi sebuah cerpen pada dasarnya merupakan sebuah konflik. Bisa konflik secara fisik maupun psikis. Perkelahian, pertengkaran merupakan beberapa contoh konflik fisik. Pertentangan batin, perbedaan pemikiran dan pandangan merupakan beberapa contoh konflik psikis atau batin.
5. Ending yang mencengangkan
Ending merupakan bagian akhir cerpen yang penting, bahkan sangat penting. Terkadang pembaca terkenang-kenang pada ending yang mencengangkan. Ending semacam itu bisa berupa open ending, ending yang mengagetkan, dan ending yang ambigu.
Setelah memahami bagai mana menyusun sebuah cerpen yang menarik, kini cerpen merupakan berita terkini melalui media untuk menyalurkan gairah menulis Anda sudah sangat terbuka dan mudah untuk dipublikasikan sendiri agar karya dapat dibaca oleh orang lain, yaitu melalui cerpen online.