Kata kata sedih memiliki dampak negatif bagi seseorang yang sedang mengalami kesedihanan atau menggunakan kata kata sedih terhadap lawan bicaranya. Menghindarkan diri dari kata-kata sedih dan kata-kata konotasi negatif lainnya memang sulit. Terkadang, Berita terkini sebuah kejadian membuat kita harus melakukan aktivitas atau mengucapkan kata-kata secara spontan sehingga menimbulkan sesuatu yang tidak terduga.
Jika pada waktu biasa kita bersikap dan berkata-kata lembut, maka pada saat marah atau sedih secara tidak sadar kita akan mengeluarkan gestur dan kata-kata marah atau sedih. hal ini dilakukan untuk meluapkan segala emosi yang terdapat di dalam diri kita.
Hal inilah yang perlu diolah oleh spiritual manusia agar lebih bisa menekan emosi. Dengan begitu, tidak menimbulkan hal anarkis yang biasanya muncul di saat yang tidak terduga. Seperti halnya mengucapkan kata-kata sedih di saat tersakiti atau mengucapkan kata-kata kasar di saat sedang merasa marah.
Dengan beberapa kebiasaan baik, kita bisa menghilangkan kebiasaan buruk tersebut secara perlahan. Jika biasanya kita mudah mengeluh dan mengeluarkan kata-kata yang sedih saat disakiti atau tersakiti, mulai sekarang motivasilah diri kita dengan kata-kata manis. Hal ini bisa memacu semangat kita untuk hidup lebih baik meskipun telah disakiti oleh orang yang kita cintai.
Kebiasaan Baik untuk Menghilangkan Kata-Kata Sedih
Hal yang perlu dilakukan untuk menghilangkan kebiasaan buruk dalam mengeluarkan kata-kata sedih adalah dengan melakukan kegiatan yang lambat-laun bisa menggantikan kebiasaan buruk tersebut dengan kebiasaan baik.
Salah satu kebiasaan baik yang bisa kita lakukan mulai dari sekarang adalah menghitung berapa banyak kata-kata tersebut terlontar dari mulut kita setiap harinya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah kata sedih yang kita lontarkan.
Mulailah dari menetapkan nilai maksimal yang kira-kira bisa kita lakukan untuk meminimalkan kata-kata tersebut. Misalnya, jika biasanya kita mengeluarkan kata-kata tersebut sebanyak 20 kali sehari, maka kurangilah jumlah tersebut dengan membatasinya menjadi maksimal 10 kali sehari.
Jika kita sudah bisa mengurangi kebiasaan mengeluarkan kata-kata sedih sesuai dengan jumlah yang sudah ditentukan, kurangi lagi jumlah tersebut sampai akhirnya kebiasaan buruk tersebut hilang dari kehidupan kita. Namun, apabila kebiasaan tersebut masih dilakukan, berikanlah sedikit hukuman. Jangan lupa untuk meyakinkan diri di pagi hari bahwa hari ini kita bisa mengurangi sedikit demi sedikit kebiasaan buruk tersebut.
Cara selanjutnya yang bisa membuat kita menghilangkan kebiasaan dalam mengeluarkan kata-kata sedih adalah dengan melakukan teknik yoga atau meditasi. Selain melancarkan peredaran darah, kedua olahraga tersebut bisa membuat pikiran kita semakin rileks. Hal ini disebabkan masuknya energi positif ke dalam tubuh kita sehingga energi yang dipancarkan setelah kita melakukan yoga atau meditasi menjadi lebih baik.
Jika kita belum pernah melakukan kedua olahraga ini, maka kita bisa mengikuti yoga atau meditasi di sanggar-sanggar tertentu. Namun, apabila kita bisa melakukannya sendiri, lakukanlah minimal 10 menit dalam sehari setiap pagi ketika matahari belum terlalu panas.
Selain melakukan yoga atau meditasi, kita juga bisa berendam air hangat sambil membaca buku-buku kocak, petualangan, atau yang bersifat memotivasi kita. Hal ini dilakukan agar tidak selalu mengeluhkan kata-kata tersebut di dalam kehidupan.
Dengan cara tersebut, minimal kita bisa merelaksasi tubuh dan pikiran menjadi lebih jernih sehingga kita bisa menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan ini dengan cukup tenang. Meskipun hati sedih, namun kata-kata tersebut pantang dikeluarkan karena seseorang yang tenang senantiasa melakukan dan mengucapkan sesuatu dengan tenang pula. Cara ketiga yang bisa dilakukan untuk menghilangkan kebiasaan buruk mengeluh dengan kata-kata sedih adalah bergaul dengan orang-orang optimis yang selalu ceria dalam hidupnya.
Jika sebelumnya kita bergaul dengan orang-orang yang kerap mengucapkan kata-kata yang sedih dan menangisi kesedihan diri sendiri, maka ada baiknya kita mencari tempat lain yang mampu mengubah kebiasaan buruk tersebut. Salah satu tempat yang baik untuk menghilangkan kebiasaan buruk adalah menjadi sukarelawan.
Misalnya, bagi orang-orang yang kurang mampu, terkena bencana, atau orang lain yang keadaannya lebih menyedihkan dibandingkan kita. Di situlah kita bisa mulai bersyukur dengan tidak lagi mengeluhkan kata-kata tersebut, melainkan dengan mengucapkan kata-kata manis kepada orang-orang kurang mampu yang kita hadapi.
Hal tersebut selain memacu kita untuk tidak lagi melontarkan kata-kata sedih. Selain itu, hal itu juga membuat kita lebih peka terhadap kehidupan sosial di luar diri kita sendiri. Kita semakin peduli terhadap lingkungan dan kondisi orang sekeliling kita.
Buanglah Semua Pemicu Kata-Kata Sedih
Setelah melakukan berbagai hal yang sudah dipaparkan di atas, kita juga perlu membuang segala sesuatu yang memicu kita untuk mengeluarkan kata-kata yang sedih. Jika kita bersedih karena ditinggalkan oleh orang-orang yang kita cintai, kita bisa membuang atau setidaknya menyimpan rapi barang-barang yang mengingatkan kita kepada mereka. Dengan begitu kemungkinan untuk kita mengeluarkan kata-kata ini juga bisa dihindari.
Kebiasaan menyendiri dan menuliskan kata-kata yang sedih dalam buku diari juga perlu diminimalisasi demi terciptanya kehidupan yang lebih optimis dan ceria. Pada masa-masa seperti ini, hindarilah menyendiri di dalam kamar pada waktu yang cukup lama. Hal tersebut bukan saja memicu keluarnya kata-kata sedih dari hati dan mulut kita, tapi juga menyulitkan kita untuk bersemangat di kehidupan yang akan datang.
Oleh karena itu, motivasilah diri sendiri dengan kata-kata manis dan penyemangat yang mampu menggugah tekad kita untuk berlaku lebih baik dari sebelumnya sehingga tidak ada lagi kata-kata sedih yang mampu menghalangi niat kita untuk menjadi manusia yang lebih baik.
Salah seorang filsuf pernah berkata bahwa diri kita adalah apa yang kita katakan. Jika kita sering mengatakan kata-kata tersebut, maka kita adalah kesedihan itu sendiri. Jika kita sering mengatakan kata-kata yang bermanfaat, maka kita adalah orang yang bermanfaat Orang lain akan memandang diri kita sesuai dengan apa yang kita katakan.
sumber AnneAhira.com
0 comments:
Posting Komentar